Powered By Blogger

Sabtu, 23 April 2011

biogenesis

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG

BIOSINTESIS DAN BIOGENESIS

Biosintesis (juga disebut biogenesis) adalah katalis enzim- proses dalam sel hidup organisme dimana substrat akan dikonversi ke yang lebih kompleks produk . Proses biosintesis sering terdiri dari beberapa langkah enzimatik di mana produk dari satu langkah digunakan sebagai substrat pada langkah berikut. Contoh untuk langkah tersebut biosintetik jalur-multi adalah mereka untuk produksi asam amino ,asam lemak , dan produk alami . Biosintesis memainkan peran utama dalam semua sel, dan banyak berdedikasi metabolik merupakan rute dikombinasikan metabolisme umum.
Persyaratan untuk biosintesis adalah prekursor senyawa, energi kimia (seperti dalam bentuk ATP ), dan katalitik enzim , yang mungkin memerlukan pengurangan setara (misalnya, dalam bentuk NADH , NADPH ).
Produk kompleks dikenal umum biosintesis termasuk protein , vitamin , dan antibiotik . Sebagian besar senyawa organic pada organisme hidup dibangun di jalur biosintesis.
Biogenesis adalah teori bahwa makhluk hidup datang hanya dari makhluk hidup lain, misalnya laba-laba meletakkan telur, yang berkembang menjadi laba-laba. Hal ini juga dapat merujuk kepada proses biokimia produksi dalam organisme hidup.

I.2. TUJUAN
a. Agar dapat memahami tujuan dari biogenesis dan biosintesis
b. Agar bisa mengerti apa hakekat dari biosintesis dan biogenesis.

I.3. MANFAAT
a. Dapat menerapkan dalam kehidupan sehari hari
b. Dapat memberikan pembelajaran untuk yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. BIOSINTESIS ASAM LEMAK
Bertahun-tahun, sintesis Iemak dan minyak lemak oleh onganisme hidup dipercaya dipengaruhi secara sederhana oleh reaksi balik yang bertanggungjawab pada peruraiannya. Utamanya, hal ini termasuk hidrolisis ester gliserol-asam Iemak (gliserida) oleh enzim lipase dan diikuti penyingkiran dua unit atom karbon sebagai asetil-KoA dan rantai asam lemak oleh ß-oksidasi. Studi biosintesis menunjukkan bahwa pembentukan lipid ini menggunakan jalur kimia yang berbeda.
Biosintesis asam lemak berjalan dengan sederet reaksi melibatkan dua komplek enzim plus ATP, NADPH2, Mn++, dan karbon dioksida.
Pertama asetat bereaksi dengan KoA dan asetil-KoA yang terbentuk diubah oleh reaksi dengan karbon dioksida menjadi malonil-KoA. Ini selanjutnya bereaksi dengan asetil-KoA membentuk zantara dengan 5 unit karbon, yang mengalami reduksi dan eliminasi karbon dioksida membentuk butinil-KoA. Senyawa malonil-KoA bereaksi lagi dengan senyawa ini membentuk zantara dengan 7-atom karbon, yang direduksi menjadi kaproil-KoA. Pengulangan reaksi ini akan membentuk asam lemak (fatty acids) yang mempunyai atom karbon genap dalam rantainya (Gambar 3 — 3). Jadi bagian malonil-KoA, senyawa dengan 3 atom karbon, ternyata merupakan pemasok satuan 2 atom karbon dalam biosintesis asam lemak.
Jalur biosintesis asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acids), rantai cabang, jumlah atom karbon gasal dalam asam lemak, dan lain-lain modifikasi belum ditegakkan secara rinci.
Bagian molekul (moiety) gliserol yang digunakan dalam biosintesis lipid diturunkan utamanya dari isomer-L dari α-gliserofosfat (L- α-GP). Reaksi-reaksi yang terlibat dalam pembentukan tipe trigliserida dirangkum dalam Gambar 3-4. L-α-GP mungkin diturunkan baik dari gliserol bebas maupun zantara glikolisis, dihidroasetonfosfat bereaksi berturut-turut dengan 2 molekul asetil-KoA membentuk pertama asam L-α-flisofosfatidat , kemudian asam L-α-fosfatidat. Senyawa yang akhir ini diubah menjadi α,ß-digliserida, yang akan baik kembali kedaur asam fosfatidat atau bereaksi dengan asil-KoA dan asam Iemak untuk membentuk trigliserida.
Mengenai biosintesis asam Iemak yang penting dalam farmasi belum diketahui secara rinci. Misalnya ester alkohol tinggi pada malam mungkin terbentuk dari unit asam lemak yang lebih pendek dalam biosintesis yang analog dengan asam lemak. Senyawa hidrokarbon dari lemak terbentuk dari reduksi sekualena atau metabolit yang setara.

Pengubahan karbohidrat menjadi lemak memerlukan produksi asam lemakdan gliserol sebagai rangka sehingga asam teresterifikasi. Asam lemak dibentuk olehkondensasi berganda unit asetat dari asetil CoA. Asetat ini diserap oleh plastid dan diubah menjadiasetil CoA, untuk digunakan membentuk asam lemak dan lipid lainnya. Pada reaksi sintesa asam lemak, enzim CoA dan protein pembawa asil (ACP)mempunyai peranan penting. Enzim-enzim ini berperan membentuk rantai asamlemak dengan menggabungkan secara bertahap satu gugus asetil turunan dariasetat dalam bentuk asetil CoA dengan sebanyak n gugus malonil turunan darimalonat dalam bentuk malonil CoA, seperti ditunjukkan pada reaksi berikut. (Weete,1980)


Sintesa asam lemak berlangsung bertahap dengan siklus reaksi perpanjanganrantai asam lemak hingga membentuk rantai komplit C16 dan C18. Tahapan reaksi ini dapat ditunjukkan dalam bentuk lintasan biosintesis pada Gambar 2


Bahan utama yang digunakan pada biosintesis asam lemak adalah senyawaasetil CoA dan senyawa malonil CoA. Malonil CoA disintesis dari asetil CoA denganpenambahan CO2 oleh asetil CoA karboksilaseReaksi pertama pada biosintesis asam lemak adalah pemindahan gugus asetildan gugus malonil dari CoA ke ACP dengan katalis asetil-CoA; ACP transilase danmalonil-CoA;ACP transilase. Reaksi berikutnya adalah pengkondensasian gugusmalonil membentuk asetoasetil-ACP dengan melepaskan CO2.Setelah penkondensasian asetil dengan malonil, tahapan selanjutnya terdiridari urutan reaksi reduksi dengan katalis 3-ketoasil ACP reduktase, reaksi dehidrasidengan katalis 3-hidroksi ACP dehidrase, dan reaksi reduksi dengan katalis enoil ACPreduktase. Urutan reaksi-reaksi ini merupakan siklus lintasan pembentukan danpenambahan panjang rantai asam lemak. Hasil sintesa dari urutan reaksi ini adalahmolekul asam lemak yang terikat dengan ACP.
Hasil sintesa awal adalah asam lemak rendah dengan jumlah atom karbonsebanyak 4. Hasil sintesis ini selanjutnya kembali memasuki siklus ‘kondensasi-reduksi-dehidrase-reduksi’ untuk menambah panjang rantai asam lemak dengan 2atom karbon. Bila panjang rantai molekul asam lemak hasil sintesis belum cukup,sintesis lanjut berlangsung kembali melalui siklus yang sama.Hasil sintesis asam lemak terdapat terikat dengan ACP dan CoA. KemudianCoA akan terhidrolisis dan keluar bila asam lemak bergabung dengan gliserol selamapembentukan lemak atau lipid membran sebagai berikut .


Pada reaksi pembentukan asam lemak dibutuhkan banyak energi, di manadua pasang elektron (2NADPH) dan satu ATP diperlukan untuk tiap gugus asetil.Lintasan pembentukan asam lemak dari piruvat melalui tahapanpembentukan asetil CoA dan malonil CoA pada plastid.

II.2. BIOSINTESIS KARBOHIDRAT
Produksi monosakarida Iewat fotosintesis. Dalam tumbuhan yang berklorofil, monosakarida diproduksi Iewat fotosintesis, suatu proses biologi yang mengubah energi elektromagnetik menjadi energi kimiawi. Dalam tumbuhan hijau, fotosintesis terdiri dari dua golongan reaksi. Satu golongan terdiri dari reaksi cahaya yang sesungguhnya mengubah energi elektromagnetik menjadi potensi kimiawi. Golongan lain terdiri dari reaksi enzimatik yang menggunakan energi dari reaksi cahaya untuk mengfiksasi karbon dioksida menjadi gula. Reaksi terakhir ini sering disebut reaksi gelap. Hasil dari kedua reaksi tersebut dapat disimpulkan menjadi reaksi sederhana sebagai berikut.

2H20 + CO2 + cahaya (CH2O) + H20 + 02

Walaupun kesimpulan persamaan reaksi merupakan peran serta seluruh reaktan dan produk, namun belum menggambarkan zantara yang terjadi sepanjang proses tersebut. Jadi reaksi yang terjadi tidak sesederhana dalam persamaan reaksi tersebut. Jadi carbon dalam fotosintesis dikerjakan pertama kali oleh Calvin dkk. seperti tercantum dalam Gambar 3 --1.

a. Biosintesis sukrosa.
Sukrosa merupakan produk tanaman yang sangat berguna bagi manusia. Penelitian menunjukkan bahwa sukrosa tidak hanya gula pertama yang terbentuk dalam proses fotosintesis tetapi juga bahan transpor utama. Pembentukan sukrosa mungkin merupakan prekursor biasa untuk sintesis polisakarida. Meskipun jalur alternatif terdiri dari suatu reaksi antara glukosa 1-fosfat dan fruktosa yang bertanggungjawab untuk produksi sukrosa dalam mikroorganisme tertentu, biosintesis metabolit penting dalam tumbuhan tinggi terjadi menurut jalur yang tergambar pada Gambar Fruktosa 6-fosfat, diturunkan dan daur fotosintetik, diubah menjadi glukosa 1-fosfat yang kemudian bereaksi dengan UTP membentuk UDP-glukosa. UDP-gIukosa bereaksi dengan fruktosa 5-fosfat membentuk pertama sukrosa fosfat, kemudian berubah menjadi sukrosa atau dengan fruktosa langsung membentuk sukrosa.
II.3. BIOSINTESIS ASAM AMINO DAN PROTEIN
Protein terdiri dari rangkaian asam amino. Di alam terdapat asam amino esensial dan nonesensial. Asam amino esensial tidak dapat disintesis oleh tubuh manusia, jadi harus diperoleh dari sumber protein dari luar.
Biosintesis asam amino sangat erat hubungannya dengan biosintesis metabolit sekunder,Biosintesis protein terinci dalam MK Biokimia, sehingga dalam MK ini tidak diuraikan. Jalur biosintesis asam amino yang terkait dengan biosintesis alkaloid (Dewick, 1997)
 melibatkan proses translasi
• merupakan proses yang mengubah informasi genetic yang terdapat pada mRNA menjadi polipeptida dengan urutan asam amino tertentu melibatkan proses translasi.
• merupakan proses yang mengubah informasi genetic yang terdapat pada mRNA menjadi polipeptida dengan urutan asam amino tertentu.
Biosintesis Protein

 melibatkan proses translasi
 merupakan proses yang mengubah informasi genetic yang terdapat pada mRNA menjadi polipeptida dengan urutan asam amino tertentu

 komponen yang terlibat:
o mRNA (messenger RNA)
o tRNA (transfer RNA)
o Ribosome
o Ensim2
 Pesan yang ada pada mRNA selalu dibaca dengan arah 5’  3’
 Rantai polipeptida yang dihasilkan berawal dari N terminal dan berakhir dgn C (karboksi) terminal
 Proses translasi terdiri dari :
o inisiasi
o elongasi
o terminasi
Messenger RNA (mRNA)

 merupakan RNA rantai tunggal yang berisi pesan yang akan pada organisme prokaryotic  pesan untuk beberapa protein mungkin dibawa atau terdapat pada satu rantai mRNA : polycistronic message

setiap asam amino dikode oleh tiga nukleotida

43  ada 64 kombinasi berbeda

lebih dari cukup untuk mengkode 20 asam amino  hampir semua asam amino dikode oleh lebih dari 1 kodon

 kodon  urutan 3 nukleotida pada mRNA yang mencirikan asam amino tertentu
 hubungan antara kodon dengan asam amino yang dikode  kode genetic
 anti kodon  urutan 3 nukleotida yang terdapat pada tRNA yang merupakan komplemen dari kodon

 Pd prokaryotic  simple dan tidak bersela
 Pd eukaryotic  ada proses yang diperlukan sebelum mRNA siap diterjemahkan dalam proses translasi  post translasi
o editing,
o splicing
o poli A tail

 kode genetic  hampir universal untuk semua organisme, pengecualian ditemukan pada mitokondria dan protozoa
 pengecualian yang sering ditemukan pada bbrp organisme  UGA  STOP , mengkode Senelosistein
Wobble Hypothesis
Pada umumnya, setiap asam amino dispesifikasikan oleh dua nukleotida yang pertama dari kodon
Example  Proline mempunyai codon : CC-
Valine mempunyai codon : GU-
Jadi basa nitrogen yang ke-3  tidak tertentu

 kondisi ini memungkin satu tRNA untuk mengenal lebih dari satu kodon untuk asam amino yang sama

Basa nitrogen yang ke 3  disebut posisi Wobble
( karena ketidakpastian dalam complementary basa nitrogen antara kodon mRNA dan anti kodon tRNA)

 Wobble hipotesis juga untuk keberadaan inosine  uncommon nucleotide yang dapat berpasangan dengan A,U, atau C
 Stop kodon  UAA, UAG, UGA
 Start kodon  AUG
o Prokaryotic organism  N-formylmethionine
o Eukaryotic organism  methionine
TRANSFER RNA (tRNA)
Ada 61 kodon yang mengkode 20 asam amino,
 macam tRNA yg ada kurang dari <61 karena wobble hipotesis
 tRNA dapat mengidentifikasi lebih dari 1 kodon
struktur tRNA  seperti daun waru

Asam amino terikat dengan tRNA molekul dengan ikatan kovalen antara  gugus karboksil pada asam amino
 gugus hidroksil pada 3’ adenosine dari tangkai akseptor tRNA
tRNA + asam amino  teraminoasilasi

Aminoacyl-tRNA synthetase  mampu mengidentifikasi asam amino yang cocok

RIBOSOME
 Ribosome terdiri dari multiple protein dan RNA.
 Untuk prokaryotic  70s terdiri dari : 50s dan 30s
 Untuk eukaryotic  80s terdiri dari 60s dan 40s

KECEPATAN TRANSLASI

Pada 37ºC, ribosome dari E. coli mampu mensintesis rantai polipeptida yang terdiri dari 300 residu asam amino = 20 detik
Hampir sama dengan kecepatan dari transkripsi, sehingga mRNA dapat ditranslasikan sama cepatnya dengan transkripsinya  kadang dalam 1 mRNA dapat ditranslasi oleh banyak ribosom  polyribosome

Post translasi
Sebelum polipeptida yang baru ditranslasi dapat aktif  harus dilipat  membentuk konformasi 3D yang tepat
Folding  dapat berlangsung bersamaan dengan proses translasi
Atau setelah proses translasi selesai
Salah satu contoh preproprotein  preproinsulin

BIOGENESIS
Biogenesis adalah teori bahwa makhluk hidup datang hanya dari makhluk hidup lain, misalnya laba-laba meletakkan telur, yang berkembang menjadi laba-laba. Hal ini juga dapat merujuk kepada proses biokimia produksi dalam organisme hidup.

Generasi Spontan
Orang Yunani kuno percaya bahwa makhluk hidup secara spontan bisa datang menjadi ada dari benda mati, dan bahwa dewi Gaia bisa membuat kehidupan muncul secara spontan dari batu - sebuah proses yang dikenal sebagai Generatio spontanea. Aristoteles tidak setuju, namun ia masih percaya bahwa makhluk hidup bisa muncul dari organisme yang berbeda atau dari tanah. Variasi dari konsep generasi spontan masih ada hingga akhir abad ke-17, tetapi menjelang akhir abad ke-17 serangkaian pengamatan dan argumen yang akhirnya mulai didiskreditkan gagasan seperti itu. Ini maju dalam pemahaman ilmiah adalah bertemu dengan banyak oposisi, dengan keyakinan pribadi dan prasangka individu sering mengaburkan fakta.

Hukum Biogenesis
Francesco Redi , seorang dokter Italia, terbukti sejak 1668 bahwa bentuk kehidupan lebih tinggi tidak berasal secara spontan, namun para pendukung abiogenesis menyatakan bahwa ini tidak berlaku untuk mikroba dan terus memegang bahwa ini bisa muncul secara spontan.Upaya untuk menyangkal generasi spontan kehidupan dari non-hidup terus di awal abad 19 dengan pengamatan dan percobaan oleh Franz Schulze dan Theodor Schwann . Pada tahun 1745 John Needham menambahkan kaldu ayam ke labu dan direbus itu. Dia kemudian biarkan dingin dan menunggu. Mikroba tumbuh dan dia mengusulkan itu sebagai contoh generasi spontan. Pada 1768 Lazzaro Spallanzanimengulangi's percobaan Needham, tapi dihapus semua udara dari termos. Tidak terjadi pertumbuhan. [1] Pada tahun 1854 Heinrich Schröder (1810-1885) dan Theodor von Dusch , dan pada tahun 1859 Schröder saja, mengulangi Helmholtz percobaan filtrasi [2] dan menunjukkan bahwa partikel hidup dapat dihilangkan dari udara dengan menyaring melalui kapas wol.
Pada tahun 1864, Louis Pasteur akhirnya mengumumkan hasil percobaan ilmiah. Dalam serangkaian percobaan serupa dengan yang dilakukan sebelumnya oleh Needham dan Spallanzani, Pasteur menunjukkan bahwa kehidupan hari ini tidak muncul di daerah yang belum terkontaminasi oleh kehidupan yang ada. Hasil empiris's Pasteur diringkaskan dalam kalimat, Omne vivum ex vivo, Latin untuk, "semua kehidupan [adalah] dari kehidupan"
Walaupun telah bertahan selama ratusan tahun, tidak semua orang membenarkan paham abiogenesis. Orang –orang yang ragu terhadap kebenaran paham abiogenesis tersebut terus mengadakan penelitian memecahkan masalah tentang asal usul kehidupan. Orang-orang yang tidak puas terhadap pandangan Abiogenesis itu antara lain Francesco Redi (Italia, 1626-1799), dan Lazzaro Spallanzani ( Italia, 1729-1799), dan Louis Pasteur (Prancis, 1822-1895). Beredasarkan hasil penelitian dari tokoh-tokoh ini, akhirnya paham Abiogenesis / generation spontanea menjadi pudar karena paham tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
a) Percobaan Francesco Redi ( 1626-1697)
Untuk menjawab keragu-raguannya terhadap paham abiogenesis, Francesco Redi mengadakan percobaan. Pada percobaannya Redi menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples. Percobaan Redi selengkapnya adalah sebagai berikut :
• Stoples I : diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat.
• Stoples II :diisi dengan sekerat daging, dan dibiarkan tetap terbuka.
• Stoples III : disi dengan sekerat daging, dibiarkan tetap terbuka.
Selanjutnya ketiga stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan daging dalam ketiga stoples tersebut diamati.
Danhasilnya sebagai berikut:
• Stoples I : daging tidak busuk dan pada daging ini tidak ditemukan jentik / larva atau belatung lalat.
• Stoples II : daging tampak membusuk dan didalamnya ditemukan banyak larva atau belatung lalat.

Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung yang terdapat dalam daging busuk di stoples II dan III bukan terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat keadaan pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk belatung relative sedikit.
B) percobaan Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799)
Seperti halnya Francesco Redi, Spallanzani juga menyangsikan kebenaran paham abiogeensis. Oleh karena itu, dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna.
Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut.
Pendukung paham Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut. M,enurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah generation spontanea.
c) Percobaan Louis Pasteur (1822-1895)
Dalam menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis. Pasteur melaksanakan percobaan untuk menyempurnakan percobaan Lazzaro Spallanzani. Dalam percobaanya, Pasteur menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu.
Melaui pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu akan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi.
Pada saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu. Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai kepern\mukan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi akeruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut. Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation spontanea, yangmenyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi secara spontan.
Berdasarkan hasil percobaan Redi, Spallanzani, dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham Abiogenesis, dan munculah paham/teori baru tentang asal usul makhluk hidup yang dikenal dengan teori Biogenesis. Teori itu menyatakan :
1. omne vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal dari telur.
2. Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan
3. Omne vivum ex vivo = setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
Walaupun Louis Pasteur dengan percobaannya telah berhasil menumbangkan paham Abiogenesis atau generation spontanea dan sekaligus mengukuhkan paham Biogenesis, belum berarti bahwa masalah bagaimana terbentuknya makhluk hidup yang pertama kali terjawab.
Disamping teori Abiogenesis dan Biogenesis, masih ada lagi beberapa teori tentang asal usul kehidupan yang dikembangkan pleh beberapa Ilmuwan, diantaranya adalah sebagai berikut :
• Teori kreasi khas, yang menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh zat supranatural (Ghaib) pada saat yang istimewa.
• Teori Kosmozoan, yang menyatakan bahwa kehidupan yang ada di planet ini berasal dari mana saja.
• Teori Evolusi Kimia, yang menyatakan bahwa kehidupan didunia ini muncul berdasarkan hukum Fisika Kimia.
• Teori Keadaan Mantap, menyatakan bahwa kehidupan tidak berasal usul.

DAFTAR PUSTAKA
Fasennden.1992.Kimia Organik.Jakarta:Erlangga
Lehninger AL. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Suhartono MT, penerjemah.
Jakarta: Erlangga.
Poedjiadi A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit UI-Press
Teori biogenesis http://id.shvoong.com/exact-sciences/1974419-teori-biogenesis/#ixzz1JJIUNU6l
www.chem-is-try.org
www.wikipedia.com